Kamis, 20 November 2008

Tips Mencegah Crash Pada Linux

Tips mencegah crash pada Linux Print E-mail
Written by Administrator
Saturday, 28 August 2004
Walau di klaim Linux memiliki kestabilan tinggi dan sangat jarang terjadi crash tapi hal itu tetap dapat terjadi. Oleh karena itu strategi yang baik adalah bersiap-siap dan mencegah hal itu terjadi. Persiapan bisa dengan cara membuat backup sistem, membuat emergency boot disk, atau membuat salinan file-file penting. Berikut ini tips menjaga sistem agar terhindar dari masalah: Jangan login sebagai root bila tidak perlu
Buat backup setelah instalasi atau setup
Buat emergency boot disk dengan kernel terbaru
Jangan mematikan komputer dengan tombol power on/off
Gunakan perintah shutdown
Gunakan UPS bila perlu
Jangan menghapus e2fsck dari /etc/rc.d/rc.sysinit
Gunakan fsck atau badblocks untuk mengecek disket
Jangan menjalankan fsck pada filesystem yang di mount
Buat backup file penting pada disket
Jangan pedulikan fragmentasi pada partisi Linux
Gunakan tool-tool filesystem
Jangan menginstalasi program-program yang tidak diperlukan
Gunakan flash RAM
Baca Lars Wirzenius's Linux System Administrators' Guide 0.5 (Saya tidak tahu dimana memperoleh buku atau file ini)
Login sebagai Root
Bila tidak perlu sebaiknya jangan login sebagai root sepanjang hari. Root memiliki kekuasaan terhadap sistem, jadi root bisa melakukan apa saja terhadap sistem tapi yang namanya manusia suatu saat bisa lupa. Maunya memperbaiki sistem tapi ternyata salah memasukkan perintah yang akhirnya menghancurkan sistem.

Contohnya tanpa sengaja, root bisa saja mengetikkan perintah:

rm -rf /*

Akibatnya sangat fatal, perintah tersebut tidak saja menghapus habis sistem Linux tapi juga seluruh partisi DOS atau Windows bila saat itu sedang di mount.

Membuat Boot Disk
Setelah melakukan instalasi atau setup, buatlah boot disk menggunakan kernel terbaru. Ini untuk persiapan bila suatu saat kita gagal saat recompile kernel.

Pastikan kernel sudah menunjuk ke device root dengan perintah:

# rdev zImage

Selanjutnya, format disket dengan perintah (misalkan disket 1.44MB di drive A):

# fdformat /dev/fd0H1440

Copy kernel ke disket tersebut:

# dd if=zImage of=/dev/fd0

Coba reboot komputer dengan disket boot tetap di drive A:

# shutdown -r now

Dengan cara demikian kita tidak saja memiliki emergency boot yang berisi kernel tapi juga filesystem minimal untuk melakukan recovery sistem.

Mengembalikan File Teks yang Terhapus
Bila tanpa sengaja sebuah file teks terhapus, jangan panik. Ada tips yang namanya "Desperate person's text file undelete" dari Paul Anderson's "The Linux Tips HOWTO" milik Michael Hamilton.

Bila bisa mengingat beberapa teks dari file, tahu di partisi mana file itu sebelum terhapus dan masih tersisa space di partisi tersebut maka masih ada kemungkinan mengembalikan file tersebut. Michael Hamilton menggunakan perintah egrep dan strings untuk menyelesaikan kasus ini.

Misal, kita kehilangan 100 baris file dengan frase "Xena", diikuti oleh "Lawless" dan masih ada sisa space di partisi DOS maka untuk mendapatkan 100 baris teks tersebut dengan cara:

# egrep -100 'Xena.+Lawless' /dev/hda3 /mnt/dos/lucy

Mudah-mudahan ke 100 baris teks tersebut bisa dibaca disini:

# strings /mnt/dos/lucy | less

File Toolbox
RedHat menyediakan beberapa file tool yang sangat berguna untuk memeriksa dan memperbaiki masalah sistem. File tersebut diantaranya adalah e2fsck yang dapat berjalan secara otomatis dari script rc.sysinit. File lain seperti badblocks sangat berguna bagi pemilik hard disk non-IDE.

Selengkapnya file-file tools tersebut adalah sebagai berikut:

e2fsck Kebanyakan user Linux memilih second extended partition karena e2fs ini robust, efisien, cepat dan relatif tidak banyak mengalami fragmentasi. Untuk memeriksa dan memperbaiki partisi e2fs, sebaiknya partisi tersebut di unmount dulu. Misal, untuk memberbaiki partisi /dev/hda3:

# e2fsck -p /dev/hda3

badblocks Perintah ini untuk mencari bad block pada sebuah device. Memiliki beberapa option yang dapat dipilih sesuai keperluan. Hati-hati dengan option -w, ini adalah 'write-mode' test yang dapat menghapus data pada sebuah partisi.

fsck Sama seperti e2fsck. Hati-hati juga dengan option -P. Lebih jelasnya baca man page. Bila filesystem root yang mengalami corrupted, menjalankan fsck dari floppy adalah langkah yang paling berhasil untuk dilakukan. (Syafrudin, haydin@arjuna.csc.ui.ac.idThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it )

dump dan restore Program dump digunakan untuk membackup filesystem. Sedangkan restore merupakan program pasangannya. Keduanya dapat bekerja melalui network.

dumpe2fs Untuk menghasilkan informasi filesystem seperti inode count, block count, block size, last mount dan write time. Untuk partisi sebesar 450MB akan dihasilkan laporan sebesar 26.000 karakter.

tune2fs Untuk mengatur parameter agar performa sistem meningkat. Hanya untuk filesystem ext2. Gunakan tune2fs pada saat e2fsck berjalan pada sebuah partisi dan jangan jalankan tune2fs bila sebuah partisi sedang di mount.

mke2fs Sahabat para Linux Hacker! Untuk membuat second extended filesystem pada sebuah partisi. Berguna saat pembuatan compressed filesystem pada emergency disk atau pada saat instalasi hard disk baru.

debugfs Debugger untuk ext2 filesystem. Memiliki 34 perintah built-in.

# debugfs /dev/hda3

Sistem tidak bisa Boot
Mudah saja bila punya emergency boot disk. Lakukan seperti ini:

Boot Linux dari disket boot disk
Pada prompt lilo boot:, ketik rescue; ini untuk meload kernel dari disket tadi
Ikuti saja perintahnya sampai diminta memasukkan Supplemental Disk
Proses pemuatan filesystem ditandai grafik batang; Prompt menandai proses loading sudah selesai.
Program-program yang berguna untuk perbaikan ada di direktori sbin dan usr/bin. Sekarang tinggal di coba mendapatkan partisi dan sebisanya dapat di mount
Bila partisi ada pada /dev/hda3 lakukan dengan
# mount -t ext2 /dev/hda3 tmp

untuk memount partisi di tmp, dan segera dapat diperbaiki.

Bagaimana bila tidak memiliki boot disk? Mudah juga, coba dengan boot dari CD-ROM kemudian jalankan AUTOBOOT dari DOS.

Untuk masalah-masalah lain seperti lupa apa password untuk root, lakukan boot dan ketikkan 'linux single' pada saat lilo boot. Perhatikan bahwa ini seharusnya hanya boleh dilakukan oleh root atau administrator sistem atau super user yang memiliki akses ke mesin server. Setelah masuk ke dalam mode single user, buat lagi password baru dengan perintah passwd.

Bila sistem Anda hanya menampilkan 'Li' pada saat boot, kemungkinan besar terjadi ketidak-sesuaian parameter geometri hard disk(cylinder/head/sector) antara versi BIOS dan versi MBR. (Syafrudin, haydin@arjuna.csc.ui.ac.idThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it )

Tidak ada komentar: