Kamis, 23 Oktober 2008

Dasa Hukum dan Dalil Bershalawat kepada Nabi

Dasar Hukum dan Dalil-dalil Shalawat

Dibawah ini adalah dalil-dalil tentang shalawat baik dari Al-Quran maupun Al-Hadis Nabi Saw., serta para ulama

AL-QUR'AN

Surat Al-Ahzâb ayat 43:


Artinya: "Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang".

Surah Al-Ahzâb ayat 56:


Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".

Maksud Allah bershalawat kepada Nabi Saw. adalah dengan memberi rahmat-Nya; bershalawat malaikat kepada Nabi Saw. dengan memintakan ampunan; sedangkan bershalawatnya orang-orang mu'min kepada Nabi Saw. dengan berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan per-kataan "Allâhumma Shalli 'alâ Muhammad"

Adapun salam kepada Nabi Saw. adalah dengan mengucapkan "Assalâmu Alayka Ayyuh al-Nabiyy."

Al-Hadits


Artinya: "Bershalawatlah kamu kepadaku, karena sha-lawatmu itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa) untukmu." (HR. IbnMurdaweh)


Artinya: "Saya mendengar Nabi Saw. Bersabda janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan, dan janganlah kamu menjadikan kuburanku sebagai per-sidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada." (HR. Al-Nasâ'i, Abû Dâud dan dishahihkan oleh Al-Nawâwî).

Diterangkan oleh Abû Dzar Al-Harawî, bahwa perintah shalawat ini terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Ada yang berkata pada malam Isra' dan ada pula yang berkata dalam bulan Sya'ban. Dan oleh karena itulah bulan Sya'ban dinamai dengan "Syahrush Shalâti" karena dalam bulan itulah turunnya ayat 56, Surah ke-33 Al-Ahzâb.

Fadhilah Bershalawat kepada Nabi

Fadhilah dan Faedah Bershalawat

Fadilah (keutamaan) bershalawat atas nabi sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran bahwa Allah Swt. dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi Muhammad Saw., seperti terlihat dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersha-lawat untuk Nabi... ." (QS.33:56).

Penggalan ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. melimpahkan rahmat bagi Nabi Muhammad Saw. dan para malaikat memintakan ampunan bagi Nabi Muhammad Saw. Karena itu, pada lanjutan ayat tersebut, Allah Swt. menyuruh orang-orang mukmin supaya bershalawat dan memberi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.: "...Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."

Untuk mengetahui keutamaan apakah yang diperoleh orang-orang yang bershalawat, baiklah kita perhatikan maksud-maksud hadis yang di bawah lni.

Bersabda Nabi Saw.


Artinya: "Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).


Artinya: "Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).


Artinya: "Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)


Artinya: "Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).


Artinya: "Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).

Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."

Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."

Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"

Dalam kitab yang sama (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di dalamnya ter-cakup :

  1. Pembaharuan iman kepada Allah.
  2. Pembaharuan iman kepada Rasul.
  3. Pengagungan terhadap Rasul.
  4. Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
  5. Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
  6. Dzikrullah.
  7. Menyebut orang-orang yang shalih.
  8. Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
  9. Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
  10. Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah

Masih banyak keutamaan-keutamaan bagi orang-orang yang melakukan atau membaca shalawat atas Nabi. Namun penyusun hanya menukil beberapa hadis dan qawl (perkataan) ulama.

Adapun faedah atau manfaat bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. sebagaimana dijelaskan hadis-hadis di atas terdapat sembilan belas perkara, yakni:

  1. Memperoleh curahan rahmat dan kebajikan dari pada Allah Swt.;
  2. Menghasilkan kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan kejahatan;
  3. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, apabila kita membacanya 100 Kali;
  4. Menjauhkan kerugian, penyesalan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih;
  5. Mendekatkan diri kepada Allah;
  6. Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak;
  7. Menghasilkan syafa'at;
  8. Memperoleh penyertaan dari Malaikat rahmah;
  9. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi; Seseorang yang bershashalawat dan bersalam kepada Nabi, shalawat dan salamnya itu disampaikan kepada Nabi;
  10. Membuka kesempatan berbicara dengan Nabi Saw.;
  11. Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan meluaskan rezeki;
  12. Melapangkan dada. Apabila seseorang membaca shalawat 100 kali, maka Allah akan melapangkan dadanya dan memberikan penerangan yang sinar seminarnya ke dalam hatinya;
  13. Menghapuskan dosa. Apabila seseorang membaca dengan tetap tiga kali setiap hari, maka Allah akan menghapuskan dosanya;
  14. Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah;
  15. Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Apabila seseorang bershalawat di hari Jumat, maka Tuhan akan memberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda;
  16. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah.
  17. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah;
  18. Melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan di hari mahsyar;

Memenuhi satu hak Nabi, atau menunaikan suatu tugas ibadat yang diwajibkan atas kita Apabila sese-orang tidak bershalawat, berartilah ia enggan memenuhi suatu haq Nabi yang wajib ia penuhi;

Makna Basmallah Dalam Tasawuf

Makna Amalan Sufi (Basmallah)

Makna Basmallah

Telah menjadi semacam keharusan pada setiap penulisan materi keagamaan untuk mengemukakan pembahasan kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm (Basmallah) pada setiap Muqaddimah. Di sini makna Basmallah akan dibahas sebagai salah satu bagian pembahasan ilmu tasawuf.

Akan tetapi sebelum sampai kepada pembahasan kata demi kata dari makna Basmallah, karena kitab ini menguraikan sekitar ilmu tasawuf, maka terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tasawuf secara singkat.

Ilmu Tasawuf adalah ilmu yang membahas secara karakteristik sifat dan sikap manusia baik yang terpuji maupun yang tercela. Di sini terkandung maksud agar manusia mampu membersihkan hati dan jiwanya sebagai tujuan utama pengamalan ilmu tasawuf dan pintu gerbang memasuki alam shufiyah. Dengan cara ini akan mudah bagi manusia menghiasi jiwanya dengan sifat-sifat yang mulia ber-taqarrub dan ber-musyahadah dengan Allah SWT.

Hukum mempelajari ilmu tasawuf, melihat peranannya bagi jiwa manusia, adalah wajib 'ain bagi setiap mukallaf. Sebab apabila mempelajari semua hal yang akan memperbaiki dan memperbagus lahiriyah menjadi wajib, maka demikian juga halnya mempelajari semua ilmu yang akan memperbaiki dan memperbagus batiniyah manusia.

Karena fungsi ilmu tasawuf adalah untuk mensucikan batin agar dalam ber-musyahadah kepada Allah semakin kuat, maka kedudukan ilmu tasawuf diantara ajaran Islam merupakan induk dari semua ilmu. Hubungan tasawuf dengan aspek batin manusia, adalah seperti hubungan Fiqh dengan aspek lahiriyah manusia. Para ulama penegak pilar-pilar yang menjadi sandaran ilmu tasawuf telah menciptakan istilah-istilah untuk memudahkan jalan bagi mereka yang ingin menapak ilmu tasawuf yang sesuai dengan kedudukannya sebagai pembersih dan pensuci hati dan jiwa.

Sampailah kita pada uraian tentang makna Basmallah. Sunnah Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar setiap muslim sebelum memulai suatu perbuatan hendaklah didahului dengan mengucapkan kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm. Sebab ucapan itu akan memberi keberkatan ketika bekerja dan mendapatkan rahmat Allah.

Ilmu tasawuf dengan rinci menguraikan makna Basmallah dari segi bahasa sebagai berikut:

Lafal bermakna (kemegahan Allah).
Lafal bermakna (keluhuran Allah).
Lafal bermakna (kemuliaan Allah).

Ulama tasawuf lainnya memberi makna:

Lafal bermakna (tangisan orang yang bertobat).

Lafal bermakna (lupanya orang-orang yang lalai).
Lafal bermakna (ampunan Allah bagi orang-orang berdosa).
Lafal bermakna (orang-orang yang suci).
Lafal bermakna (orang-orang yang menepati janji).
Lafal bermakna (orang-orang yang keras hati).

Dikatakan juga oleh para sufi bahwa Allah SWT menyimpan semua ilmu pada huruf Ba ( ) dalam ungkapan yang berbunyi BÎ KÂNA WA MÂ KÂNA ( ) BÎ YAKÛNU WA MÂ YAKÛNU ( ) artinya:

"Hanya dengan izin-Ku (Allah) jua segala sesuatu yang telah ada itu dapat terwujud, dan hanya dengan izin Allah sajalah semua yang akan ada dapat terwujud."

Sehingga dengan demikian lebih jelaslah, bahwa wujud alam dan seluruh isinya hanyalah karena izin Allah dan hakikat segala perwujudan ini adalah atas nama Allah belaka.

Syarat-syarat diterimanya doa seorang hamba diantaranya adalah makanan yang halal, perut dan anggota tubuh lainnya harus bebas dari makanan dan minuman yang haram.

Mengisi perut dengan makanan yang halal, yang kelak akan membentuk kebersihan seluruh jasad, mempercepat diterimanya doa dan permohonan kepada Allah SWT. Doa seperti dijelaskan, merupakan pembuka pintu langit, sedang kunci-kuncinya adalah makanan yang halal. Syarat lainnya adalah permohonan dengan hati yang ikhlas dan jiwa yang khusu'.

Allah berfirman: "Mohonlah kepada Allah dengan penuh keikhlasan....."

Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS: "Wahai Musa, jika engkau berkeinginan agar doamu terkabul, maka hindarilah makanan yang masuk ke dalam perutmu dari makanan yang haram dan jagalah anggota tubuhmu dari perbuatan dosa."

Lafal ar-Rahmân ( ) adalah rahmat Allah yang sangat banyak bagi semua makhluk. Sesuai dengan rahmat Allah itu, maka hendaklah manusia menaruh rasa belas kasih kepada sesama makhluk.

Ka'bul Akhbar mengatakan bahwa di dalam Kitab Injil tertera kalimat yang berbunyi: "Wahai anak Adam, karena Allah telah mengasihimu, maka kasihi pula sesamamu. Bagaimana kalian akan mengharapkan rahmat Allah, apabila kalian tidak menaruh rasa kasih kepada sesama hamba Allah?"

Lafal ar-Rahîm ( ) adalah rahmat yang banyak dan khusus serta terinci dari Allah kepada hamba-hamba-Nya jika ia memohon. Bahkan Allah akan murka kepada hamba yang tidak berdoa kepada-Nya.

Dalam suatu riwayat Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Allah SWT sangat murka kepada orang yang enggan berdoa." (HR. Bukhari).

Dikatakan juga oleh seorang Sufi: Kami tidak melihat sesuatu kecuali kami melihat Allah berada padanya (di sisinya)."

Hikmah mengawali Basmallah dengan huruf Ba ( ) bukan huruf lain, lalu huruf alif ( ) ditiadakan pada lafal ismu ( ) diganti oleh huruf Ba ( ), sebab huruf Ba termasuk huruf syafawi yang memiliki sifat Infitah ( ) = terbuka. Diucapkan dengan bibir terbuka tidak sama dengan huruf-huruf lainnya.

Kaitannya ialah, karena huruf ba ( ) pertama-tama keluar dari mulut manusia di awal penciptaannya, seperti firman Allah ALASTU BIRABBIKUM ( ) artinya: "Bukankah Aku Tuhan kalian," kemudian dijawab dengan kalimat BALÂ ( ) artinya: "Benar Engkau Tuhan kami." Kalimat tersebut dimulai dengan huruf Ba.

Bismillâhirrahmânirrahîm huruf pertamanya adalah Ba ( ), terbaca kasrah ( ), karena di dalam ucapan itu terdapat sesuatu yamg rendah dan sulit, yang bermakna

"Aku menemukan bahwa kemuliaan yang sesungguhnya hanyalah pada Allah SWT."

Sebagaimana bunyi ungkapan:

"Saya bersama dengan orang-orang yang bersedih hati." Nabi SAW bersabda seperti bunyi ungkapan di atas: "Barangsiapa yang suka merendahkan dirinya karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya."

Huruf alif dalam kalimat Basmallah dihilangkan karena huruf alif ( ) dianggap mengandung makna kesombongan.

Pendapat yang masyur tentang lafal Allâh ( ), karena lafal Allâh ( ), termasuk Ismul zham,( ) yakni nama-nama Allah yang Agung. Dengan isim ini manusia menjadikannya sebagai perantara ketika berdoa agar doanya dikabulkan Allah.

Dijelaskan bahwa setiap doa dan permohonan harus dengan adab dan sejumlah syarat. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat dan adab ini maka doa sulit dikabulkan. Rasulullah SAW bersabda :

"Pada suatu malam ketika aku dimi'rajkan ke langit, maka diperlihatkan kepadaku keadaan-keadaan surga. Ada surga yang terdapat empat sungai di dalamnya. Satu sungai mengalirkan air tawar, ada sungai yang mengalirkan air susu, ada yang mengalirkan arak, dan satu lagi mengalirkan madu. Aku bertanya kepada malaikat fibril, dimana sumber air itu dan ke arah mana mengalirnya. Jibril menjawab, "Sungai-sungai itu mengalir ke sebuah telaga yang bernama al-Kautsar. Akan tetapi saya tidak mengetahui di mana letak sumbernya. Mohonlah kepada Allah agar engkau diberitahu sumber keempat sungai itu." Aku pun memohon kepada Allah, sehingga datang sesosok malaikat. Sambil mengucapkan salam malaikat itu berkata:

"Wahai Muhammad pejamkan kedua matamu". Setelah itu malaikat tersebut menyuruhku membuka mata kembali. Di saat aku membuka mataku, aku telah berada di samping sebuah pohon, dan di situ aku melihat sebuah Kubah yang terbuat dari mutiara burung-burung yang sedang bertengger di atas bukit-bukit. Adapun sumber air sungai yang empat itu berada di bawah Kubah. Ketika aku akan kembali pulang, malaikat itu memanggil seraya berkata: "Mengapa engkau tidak masuk ke dalam Kubah itu?" Aku menjawab, "bagaimana aku bisa masuk sedangkan pintunya masih terkunci. Malaikatitu berkata: "Kuncinya adalah membaca Bismilâhirrahmânirrahîm." Akupun mendekati pintu itu seraya mengucapkan Bismillâhirrahmânirrahîm. Maka terbukalah pintu itu sehingga aku masuk ke dalamnya. Maka tahulah aku sumber empat sungai tersebut yang airnya mengalir berasal dari empat sudut Kubah itu."

Sungai yang mengalirkan air tawar berasal dari huruf MIM ( ) dari lafal BISMI ( ). Sumber air susu, berasal dari HA ( ) dari lafal Allah. Sumber arak, berasal dari huruf MIM ( ) dari lafal Rahman. Sedangkan sumber madu berasal dari huruf MIM ( ), lafal Rahim dengan demikian tahulah aku bahwa sumber empat sungai itu berasal dari lafal BASMALLAH."

Allah SWT berfirman dalam salah satu Hadits Qudsi:

"Barangsiapa mengingat Aku dengan menyebut nama-nama-Ku (termasuk Asmaul Husna), dengan hati yang ikhlas, tidak diperlihatkan kepada orang lain, dimulai dengan mengucapkan Bismillâhirrahmânirrahîm, maka ia kan menikmati minuman dari air sungai-sungai itu." Diterangkan pula dalam hadits lain: "Allah SWT tidak menolak doa yang diawali dengan Bismillâhirrahmânirrahîm."